Sabtu, 09 Januari 2010

Gang Semen Kini Tinggal Nama

Gang Semen Kini Tinggal Nama

BOGOR – Popularitas Gang Semen, Komplek Prostitusi, di desa Cibogo, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kini tinggal nama. Sejak dibongkar oleh Pemerintah Kabupaten Bogor pada 13 Agustus 2009 lalu, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan bangunan sejumlah hotel / penginapan yang sebelumnya menjadi ajang prostitusi. Yang tetap berdiri hanya rumah-rumah penduduk sekitar bekas bangunan-bangunan yang sudah dirobohkan itu.

Pembongkaran dilakukan Pemerintah kabupaten Bogor karena kompleks Gang Semen itu melanggar izin bangunan. Bangunan yang seharusnya untuk tempat tinggal dijadikan bangunan penginapan yang kemudian dijadikan tempat maksiat.'' Masyarakat yang merasa terganggu juga sering melaporkan kegiatan prostitusi itu ke kecamatan,'' kata Ridwan S.Sos, Kasi Tramtib Kecamatan Megamendung kepada Republika Kamis (7/1) pagi di kantornya.

Data yang diperoleh Republika di Kantor Kecamatan Megamendung menunjukkan bahwa bangunan hotel / penginapan di Gang Semen yang dibongkar antara lain, Hotel Budi Luhur 1 dan 2, Hotel Famili, Hotel Budi Asih, Hotel Indra dan Hotel Benoa.

Sebelum dilakukan pembongkaran, sebenarnya pihak Kecamatan Megamendung sudah sering melakukan penertiban terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK). Tetapi tidak lama setelah penertiban PSK itu beroperasi kembali sehingga meresahkan masyarakat sekitarnya dan beberapa kali masyarakat melapor ke kecamatan tentang keberatan masyarakat atas kompleks pelacuran itu.

Kasie Tramtib Kecamatan Megamendung, Ridwan,S.Sos, menjelaskan kepada Republika, Pemkab Bogor sudah berkali-kali mengingatkan pemilik hotel/losmen liar itu agar menghentikan kegiatannya, tetapi tidak digubris. '' Akhirnya kompleks itu kita bongkar'', katanya.

Ridwan mengatakan, “ Selama Bapak Rachmat Yasin masih aktif sebagai bupati, gerakan Nobat ( Nongol Babat ) akan tetap dilaksanakan“.

Ia mengatakan, kini kegiatan pelacuran di Gang Semen sudah tidak ada lagi. Di antara PSK penghuni gang itu kemungkinan ada yang pindah ke Gang Sempit dan Gang Bengkel di Kecamatan Cisarua. Itu di luar daerah kita` katanya.

Setelah dilakukan pembongkaran, yakni pada tanggal 12 September 2009, para PSK Gang Semen menandatangani surat pernyataan yang berisikan: pertama, mereka tidak akan kembali ke lokalisasi Gang Semen; kedua, tidak akan melakukan perbuatan asusila,khususnya di wilayah Kecamatan Megamendung umumnya di kabupaten BOgor; ketiga, mereka menyadari kesalahannya selama ini dan akan kembali ke jalan yang benar dan akan kembali ke rumah masing-masing; dan keempat, apabila melakukan perbuatan prostitusi di kecamatan itu mereka siap dimasukkan ke pusat rehabilitasi.

Tidak Hanya PSK yang menandatangani surat pernyataan, para mucikari juga melakukan hal serupa.

Isi Surat Pernyataan dengan mucikari antara lain: pertama, tidak akan lagi membuka lokalisasi Gang Semen dan menyatakan bahwa lokalisasi Gang Semen tutup; kedua, lokalisasi Gang Semen akan dikembalikan fungsinya sebagai sarana perhotelan sesuai dengan perijinan dari Pemerintah Kabupaten Bogor dan ketiga, para mucikari menyatakan sejak saat itu akan memulangkan para wanita ke tempat asalnya.

Sebelum pembongkaran dan kegiatan prostitusi di Gang Semen ditutup, para PSK diberikan pilihan, mereka siap menjadi TKW di Luar Negeri,masuk pusat rehabilitasi di Pasar Rebo, Jakarta atau pulang ke kampung masing-masing, Ridwan menjelaskan.

Para PSK Gang Semen mayoritas berasal dari Cianjur, Sukabumi, Kuningan dan Indramayu. Usia mereka berkisar dari 16 tahun sampai 30 tahun. Alasan mereka menjadi PSK sangat klasik, faktor ekonomi.




Sejarah Gang Semen

Gang Semen sudah ada sejak tahun 1950. Berawal dari berdirinya Pabrik Semen Merah, warga setempat banyak yang memproduksi semen merah, tempat ini pun menjadi tempat perniagaan. " Lazimnya, apabila ada kegiatan niaga, biasanya banyak orang yang singgah, dan orang yang singgah biasanya mencari teman perempuan, lama-lama yang terkenal bukan semen merahnya tapi perempuannya," Kata Ridwan panjang lebar.

Pabrik semen merah pun beralih fungsi menjadi penginapan yang menyediakan perempuan penghibur. Dan kemudian lebih dikenal sebagai Gang Semen.

Gang Semen ini merupakan komplek prostitusi terbesar di Bogor seperti halnya Gang Dolly di Surabaya.

Gang yang letaknya tidak terlalu jauh dari Jalan Raya Cibogo ini juga sudah go International.

Meski kegiatan prostitusi di Gang Semen sudah ditutup, namun masyarakat sekitar gang tersebut susah diajak bicara perihal sejarah gang itu.
Pemilik kios di muka Gang Semen, perempuan berperawakan gemuk, hanya bicara seperlunya saja ketika ditanya bangunan apa yang runtuh dan alasan diruntuhkan apa. " Itu bekas hotel, saya tidak tahu kenapa diruntuhkan," ujarnya hati-hati.

Tiga meter dari Gang Semen, ada Rumah Makan Padang, Surya Minang, di kacanya tertempel sebuah kertas dengan tulisan Motor dari Gang semen dilarang parkir di sini .

Walaupun di dunia nyata Gang Semen sudah tidak ada, tapi di dunia maya Gang Semen tetap eksis. Di jejaring sosial facebook, ternyata ada group Gang Semen. Entah memang anggota grup nya adalah para pemakai jasa PSK di gang semen atau hanya orang-orang yang sekadar ingin tahu apa gang semen itu. Terdiri dari 199 anggota yang bergabung di grup Gang Semen, tapi melihat komentar di dinding grup ini, ada juga yang bergabung hanya karena penasaran dengan nama Gang Semen.

Kepala Bocah Korban Mutilasi BKT ditemukan

Kepala Korban Mutilasi BKT Cakung Ditemukan

JAKARTA --

Potongan tubuh bagian kepala bocah korban mutilasi di Banjir Kanal Timur ditemukan Sabtu (9/1) di bawah jembatan dekat terminal Pulogadung, kata Kasat Jatanras Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Nico Affinta kepada wartawan. Kepala korban ditemukan didalam kardus air minum mineral. Kepala tersebut dimasukkan kedalam plastik hitam.

Pencarian kepala tersebut dilakukan oleh gabungan petugas kepolisian.

Siang tadi kepala bocah malang tersebut dibawa dengan menggunakan mobil angkutan umum nomor S20 dari Cakung ke Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, demikian, kata Kapolsek Cakung Yudi Sulistio di Rumah Sakit RS Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Informasi dari Kapolres Jakarta, Hasanudin, saat ditemui di Rumah Sakit RS Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, saat ini kepala korban dan bagian tubuh yang ditemukan Jum’at (8/1) lalu masih dilakukan identifikasi apakah ada kecocokan.

Untuk sementara korban diduga bernama Ardiansah berusia sembilan tahun. Dan sampai Sabtu (9/1) sore sudah ada dua keluarga yang berada di ruang forensic RS Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mengikuti tes DNA. Kedua keluarga itu adalah warga Kecamatan Cakung. " Sedang diadakan tes DNA untuk mencocokkan potongan kepala dengan keluarga korban oleh tim dokter," kata Hasanudin.

Berdasarkan Keterangan Pers yang diadakan di Polda Metro Jaya, Sabtu (9/1) sore, tersangka pelaku mutilasi adalah seorang kakek usia 60 tahun yang berprofesi sebagai pedagang rokok. Pelaku ditangkap Jumat (8/1) malam di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.

mayat bocah tanpa kepala di BKT Cakung

JAKARTA--

Korban mutilasi kembali ditemukan di Jakarta. Kali ini korbannya adalah seorang bocah yang diperkirakan berusia delapan hingga 12 tahun. Korban ditemukan di bawah jembatan Banjir Kanal Timur (BKT) di Jl Raya Bekasi, Cakung, Jakarta, Timur, Jumat (8/1).

Sejumlah saksi mata kepada //Republika// menuturkan, korban mutilasi tersebut ditemukan dalam kardus Aqua sekitar pukul 5.45 WIB. ''Awalnya kami kira kardus tersebut bukan berisi potongan tubuh manusia,'' kata saksi mata, Herudi, di kantor Polsek, Cakung, kemarin.

Dalam kardus itu, sambung Herudi, terdiri dari dua kantong plastik. Yang kantong plastik berisi potongan bagian tubuh dari bocah laki-laki. ''Saat kami menemukan, sudah ada tidak bagian tubuh kepala bocah berkulit putih,'' paparnya.

Ciri-ciri korban mutilasi tersebut, ada luka di bagian punggung dan ada tahi lalat di kaki kanannya.

Tidak ditemukan identitas diri pada korban. Menurut informasi Kapolsek Cakung, Yudi Sulistio, sampai sore tadi belum ada keluarga korban yang datang ke Polsek Cakung.


Korban mutilasi tersebut saat ini sudah ditangani oleh pihak Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan visum luar. Tetapi sampai sore tadi Polsek Cakung belum menerima hasil visumnya.

Berdasarkan pengamatan sementara, bagian dubur korban dalam keadaan tidak normal, tetapi belum bisa dipastikan apakah korban disodomi terlebih dahulu sebelum dibunuh.


Suasana Sekitar BKT

Pukul 15.00, suasana di sekitar Tempat Kejadian Perkara ( TKP ), BKT Cakung, Jakarta Timur masih ramai. Tidak hanya warga setempat yang memenuhi TKP, tapi juga para pengguna kendaraan roda dua dan roda empat. Mereka ingin menyaksikan pencarian bagian tubuh kepala yang belum ditemukan.

Dalam pencarian bagian tubuh kepala tersebut, Polsek Cakung, Jakarta Timur dibantu oleh tim Gegana.

Selain itu pada waktu yang sama juga dilakukan olah TKP. Sejumlah saksi mata yang terkait dihadirkan kembali di TKP.